Melestarikan Budaya dengan Wayang Kulit

Cipto, pengrajin wayang kulit di Tiyuh Candra Mukti
bersama mahasiswa delegasi KKN Kebangsaan 2018
CANDRA MUKTI (KKN K 2018) - (02/08) Tiyuh Candra Mukti yang merupakan Gerbang Kabupaten Tulang Bawang Barat memiliki sebaran penduduk dengan mayoritas suku Jawa. Adapun Tiyuh Candra Mukti memiliki potensi kearifan lokal yakni kerajinan tangan wayang kulit. Cipto (93) mengungkapkan kepada Delegasi KKN Kebangsaan 2018 bahwa salah satu warisan Indonesia yang sulit ditiru oleh pihak asing adalah seni budaya wayang kulit yang membutuhkan keahlian tinggi dalam proses pembuatannya. Sedikitnya minat generasi muda dalam melestarikan budaya disinyalir menjadi penyebab sulitnya regenerasi pegiat wayang kulit dewasa ini.

"Tidak kurang dari lima tahun waktu minimal yang dibutuhkan dalam belajar membuat wayang kulit," sebut Cipto, menjawab pertanyaan dari M. Heldi Heriza (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan) mengenai lama waktu yang dibutuhkan dalam mempelajari tata cara pembuatan wayang kulit yang baik. Ketika ditanyai tujuan membuat wayang di usianya yang kian senja, pria yang akrab disapa dengan sebutan Mbah Cipto ini menjawab "Demi melestarikan budaya yang telah banyak ditinggalkan," jawabnya. Semoga ke depan, lebih banyak generasi muda yang menekuni bidang seni budaya lokal, sehingga tidak ada satu pun daripadanya yang mati digerus zaman.
Share:

Related Posts:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate